Sinopsis Singkat :
Di malam tepat pada saat bulan suci ramadhan, Iqbal yang baru saja pulang dari sholat tarawih, di telfon oleh ibunya yang harus merawa neneknya yang sedang sakit di kampung halaman. Iqbal yang mendengar kabar tersebut, merasa mendapatkan kesempatan untuk melakukan hal-hal yang terlarang selama di bulan suci ramadhan, karena tidak akan ada lagi yang bisa melarangnya.
Cast and Crew :
(Cast)
Maulana Iqbal Ramadhan sebagai Iqbal
Octasyah Salim Ramadhan sebagai Octa
Abu Rafli Zayfudin sebagai Pak Ustad
(Extras)
Faris Zaki Haryanto
Dimas Putro Utomo
Ardhan Maulana Akbar
Director: Faris Zaki Haryanto
Producer: Dimas Putro Utomo
DOP: Akhmad Daffa Khaerullah
Asstcam: Abu Rafli Zayfudin
Script Writer: Faris Zaki Haryanto
Script Continuity: Niken Ayu Noer Ahsan
Editor: Fauzan Al Anshari
Clapper: Octasyah Salim Ramadhan
Artistic: Maulana Iqbal Ramadhan
Wardrobe: Rayana Tahira Haydan
Datangnya bulan Ramadhan merupakan saat yang dinantikan oleh setiap insan beriman. Sebab di bulan itu banyak keutamaan dan pahala yang dijanjikan. Yang dengan melakukan amalan-amalan yang dituntunkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam maka mereka berharap untuk bisa menuai cinta dan ampunan ar-Rahman. Tidak hanya ibadah puasa di siang hari saja, bahkan umat Islam bisa menikmati indahnya bulan Ramadhan dengan merenungi kandungan ayat-ayat suci al-Qur'an dengan semangat yang lebih daripada bulan- bulan selainnya. Apalagi ditunjang dengan diadakannya kultum, siraman rohani dan kajian- kajian keislaman yang bisa menambah keimanan dan memperkuat keyakinan.
Puasa adalah rukun Islam yang ketiga. Karena itu setiap orang yang beriman, setiap orang islam yang mukallaf wajib melaksanakannya. Melaksanakan ibadah puasa ini selain untuk mematuhi perintah Allah adalah juga untuk menjadi tangga ke tingkat takwa, karena takwalah dasar keheningan jiwa dan keluruhan budi dan akhlak. Karena itu kita sebagai generasi muda islam dituntut untuk memahami suatu hukum dengan secara hati-hati. Ibadah puasa banyak mengandung aspek sosial, karena lewat ibadah ini kaum muslimin ikut merasakan penderitaan orang lain yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pangannya seperti yang lain. Ibadah puasa juga menunjukkan bahwa orang-orang beriman sangat patuh kepada Allah karena mereka mampu menahan makan atau minum dan hal-hal yang membatalkan puasa.
Tujuan dari Penulisan artikel ini didasari dari beberapa hal, yakni:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan puasa.
2. Memberikan informasi mengenai syarat-syarat dari puasa.
3. Mendapatkan informasi apa saja hal yang dapat membatalkan puasa.
4. Sarana untuk media refleksi kebaikan yang dapat dilakukan pada bulan puasa
Pesan yang ingin disampaikan dalam film Puas?A
Dalam film, tokoh Iqbal digambarkan sebagai orang yang angkuh dan banyak melakukan kesalahan di bulan Ramadhan. Kesalahan yang dilakukannya pun terbilang cukup fatal seperti Tidak berpuasa, Berzina Mata, tidak sholat, bahkan Mencuri.
Situasi ini membuat Iqbal menjadi lupa akan tuhan dan kebesarannya, Iqbal dibutakan oleh nikmat dunia yang membuatnya lalai mengenai kewajibannya dalam beribadah. Namun, Allah SWT selalu memiliki rencana dalam menuntun hambanya.
Allah pada akhirnya memberikan ujian yang cukup besar kepada Iqbal, dalam cerita nenek kesayangannya meninggal di bulan puasa. Hal itu membuka mata hati Iqbal, membuatnya ingin berubah menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Pada akhirnya, di hari-hari terakhir bulan Ramadhan Iqbal menyesal dan memutuskan untuk bertaubat. Iqbal mulai rajin datang ke masjid untuk shalat disana, dan juga bersedekah di bulan Ramadhan. Lalu di hari raya Idul Fitri, akhirnya hati Iqbal menjadi lebih tenang dan tentram, walau masih ada sedikit penyesalan di hatinya karena tidak bisa berubah sebelum bulan suci Ramadhan tiba.
Dalam cerita, kita bisa mengambil pelajaran bahwa tidak ada kata terlambat untuk berubah di jalan Allah SWT. Jangan sampai, Allah menegur kita dengan kejadian yang tidak ingin kita alami, karena lalainya kita dalam beribadah kepada Allah SWT. Bulan suci Ramadhan juga merupakan bulan yang penuh keberkahan, sepatutnya kita memanfaatkan waktu 1 kali dalam setahun ini untuk berbuat baik sebanyak-banyaknya, agar mendapatkan nikmat Allah SWT.
Sebagaimana banyak disebutkan, bulan Ramadhan memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan, dan setiap amal saleh yang dilakukan selama bulan ini akan mendapat balasan berlipat ganda. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi kita untuk memperbanyak amal saleh dan menghindari kemaksiatan.
Seperti yang disebutkan dalam hadis riwayat Bukhori dan Muslim, Orang yang beribadah (menghidupkan) pada bulan Ramadhan, maka dosa-dosanya akan diampuni oleh Allah swt.
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: Barangsiapa beribadah (menghidupkan) bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu (HR Bukhari dan Muslim).
Manfaat dari bulan puasa ini banyak memiliki bukti kebenarannya, salah satunya terjadi pada zaman Rasulullah. Sahabat Nabi Muhammad SAW yang bernama Abu Thalhah sangat rajin berpuasa, menurut riwayat Anas bin Malik, selama empat puluh tahun setelah kepergian Nabi Muhammad SAW.
Dalam buku Ensiklopedia Sahabat Rasulullah yang ditulis oleh Wulan Mulya Pratiwi dkk, dijelaskan Abu Thalhah tidak menunaikan puasa hanya pada hari-hari yang diharamkan, seperti hari besar, atau saat ia sedang sakit. Selain rajin menunaikan puasa, Abu Thalha juga tak pernah meninggalkan salat malam dan selalu berjihad di jalan Allah.
Bahkan saat dia sudah tua, dia terus menegakkan ajaran Allah SWT setiap hari. Abu Thalhah dinasihati oleh anak-anaknya tentang umurnya yang sudah tua, tetapi ia tetap teguh dalam tekadnya untuk berjihad dan berlayar bersama pasukan pengembara Muslim lainnya.
Seorang anak dari Abu Thalhah berujar:
“Semoga Allah memberikanmu rahmat selalu, wahai ayah kami. Kau sekarang sudah amat tua. Sudah berjuang bersama Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar. Mengapa kau tidak rehat saja dan biarkan kami melanjutkan jihadmu?”
Segera Abu Thalhah menimpali melalui firman Allah SWT dalam QS At-Taubah ayat 41:
ٱنفِرُوا۟ خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَٰهِدُوا۟ بِأَمْوَٰلِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
Infirụ khifāfaw wa ṡiqālaw wa jāhidụ bi`amwālikum wa anfusikum fī sabīlillāh, żālikum khairul lakum ing kuntum ta'lamụn
Artinya: "Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui,"
Sayangnya, Abu Thalhah meninggal dalam perjalanan tersebut, sedang menjalani ibadah puasa.Di waktu itu, para pasukan Muslim tidak menemukan pulau yang cocok untuk dikebumikan.
Jenazah Abu Thalhah tetap utuh dan tidak berubah selama tujuh hari mereka mencari pulau. Sepertinya dia tertidur. Oleh karena itu, amalan berpuasa yang rajinnya dianggap sebagai penyebab jasad utuhnya.
Kesimpulan
Kesimpulan dari artikel di atas adalah bahwa bulan Ramadhan merupakan waktu istimewa bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas ibadah dan memperbanyak amal saleh. Dalam konteks film Puas?A, bulan Ramadhan menjadi latar refleksi moral bagi tokoh utama, Iqbal, yang mendapatkan kebebasan untuk memilih antara kebaikan atau keburukan selama menjalankan puasa.
Film ini juga menyampaikan pesan penting mengenai keutamaan bulan Ramadhan, seperti pahala yang berlipat ganda dan pengampunan dosa bagi yang beribadah dengan ikhlas. Selain itu, kisah nyata seperti keteguhan Abu Thalhah dalam menjalankan puasa dan berjihad menunjukkan kekuatan iman dan semangat beribadah, yang seharusnya menjadi inspirasi bagi generasi muda. Dengan memahami esensi puasa, umat Islam dapat menjadikannya sebagai sarana untuk meningkatkan ketakwaan, empati sosial, dan memperbaiki akhlak.
Comments