Inside Out 2 menjadi film terlaris sepanjang tahun 2024 dengan pendapatan per 15 Juli kemarin mencapai 1 milliar dollar amerika, hal ini tentu prestasi yang bagus untuk studio animasi Disney dan juga Pixar, mengingat terakhir kali mereka berhasil mendapatkan keuntungan seperti ini pada 2019 lalu melalui film Toy Story 4.
Film ini masih menceritakan mengenai kisah hidup Riley dan para emosi yang hidup di dalam kepala Riley, namun yang berbeda kini Riley sudah bukan lagi seorang anak-anak, saat ini dirinya sudah memasuki fase remaja dan pubertas yang pasti membuat pikiran dan juga emosinya mengalami perubahan.
Akibat pubertasnya, selain Joy, Anger, Disgust, fear, dan Sad. Kini Riley kedatangan emosi baru yakni Anxiety, Envy, Embarassment, Ennui (Boredom), dan satu emosi lagi dengan jatah screenplaynya yang sedikit sekali, Nostalgia.
Karakter baru ini juga memiliki warna dan ciri khasnya yang unik sama seperti emosi pendahulunya Riley, dengan banyaknya karakter baru disini tidak membuat filmnya sendiri terasa Crowded malah memperkaya ceritanya dengan sifat unik setiap karakternya.
Awalnya aku merasa agak skeptis mengenai Sequel film garapan Kelsey Mann ini, bukan karena track record dari sang sutradara nya. Namun, aku merasa film Inside Out ini sudah cukup berakhir pada film pertama nya saja. Terlebih aku melihat beberapa kasus menunjukkan film sequel/spin-off yang di paksakan ada malah menghancurkan suatu franchise film itu sendiri.
Tetapi, mungkin karena jarak antara film pertamanya yang cukup lama sekitar 9 tahun, kreator Inside Out berhasil memperhatikan dan menggarap cerita sequelnya menjadi lebih matang lagi. Karena hal ini, pikiran ku semakin terbuka jika memang ada sequel dari film-film sukses kedepannya. Setidaknya mereka mesti tidak terburu-buru dalam membuat cerita yang lebih masuk akal.
Kita balik lagi ke bahasan Inside Out 2, secara kualitas Inside Out 2 tidak kalah dengan film pertamanya. Walau tidak melebihi kualitas film Inside Out, tapi dengan kualitas yang baik saja sudah cukup untuk memenuhi ekspektasi para penonton.
Komedi yang disajikan masih segar dan lucu, perkembangan karakter Riley juga terasa sangat membumi. Aku yakin, apa yang dihadapi Riley dalam film Inside Out 2 ini pernah di alami oleh sebagian manusia yang ada di bumi. Memaksakan diri untuk bisa fit in ke lingkungan yang baru atau merasa khawatir akan sesuatu yang akan terjadi nanti di masa depan.
Memang karakter Anxiety ini yang menjadi highlight dalam sequel nya, film ini mampu menghadirkan cerita mengenai Anxiety yang sangat relateble untuk para remaja dan tidak sedikit juga untuk orang dewasa. Pasar film ini memang sepertinya ditujukan untuk remaja yang sedang mengalami pubertas, serta kalangan orang dewasa yang masih belum mengerti pentingnya edukasi mengenai masalah mental.
Aku juga suka bagaimana mereka membuat scene anxiety attack di adegan klimaksnya, sangat-sangat menyentuh, air mata ini hampir saja menetes.
Overall, Inside Out 2 menjadi salah satu film animasi terbaik garapan studio Pixar. Berkat kepiawaan para pembuat film ini dalam menyampaikan pesan yang sebenarnya terlihat cukup rumit namun dapat di sampaikan dengan sangat istimewa, sebuah film penting yang wajib di tonton untuk semua kalangan usia.
W